Buku selalu menjadi benda yang membahagiakan untuk dimiliki, dibaca dan dikoleksi. Kesenangan membaca adalah anugerah yang akan membuat akal lebih cerdas dan bijak. Tanpa perlu mengalami langsung suatu peristiwa kita dapat merasakannya langsung dari berbagai cerita dalam buku. Buku-buku terbaik, karya terbaik akan memberikan jejak yang selalu diingat.
Di Indonesia, mengutip laporan kompas.com bahwa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Republik Indonesia menemukan capaian indeks budaya membaca tahun 2019 mencapai 53,84 (kategori sedang). Perpusnas memperoleh angka ini dari survei kegemaran membaca di 102 kabupaten dan kota pada 34 provinsi. Berita ini belum cukup menggembirakan dalam angka peningkatan minat membaca. Masih banyak yang perlu diupayakan agar masyarakat cinta membaca dan tentunya dibutuhkan kerjasama serta dukungan semua pihak menjadi penggerak minat baca.
Peluncuran program ini dihadiri oleh Dokter Mesty Ariotedjo, Sp.A sebagai CEO Tentang Anak, Bapak Arif Mujahidin sebagai Corporate Communication Danone Indonesia serta Fathya Artha, M.Sc., M.Psi selaku Psikolog & Co-Founder Tigagenerasi. Acara berlangsung secara daring dan tetap menyenangkan hati untuk diikuti kala pandemi. Ketiga narasumber yang ahli di bidangnya ini membawakan informasi yang bermanfaat untuk dilakukan selama bulan Ramadan dan mudah dilakukan di rumah.
Banyaknya informasi yang memicu kerancuan di media sosial melatarbelakangi dokter Mesty untuk memberikan informasi yang tepat dan berdasarkan fakta. Akses informasi yang terbatas bagi masyarakat umum membuat beliau ingin meluruskan hal-hal yang kurang tepat berdasarkan keilmuannya sebagai dokter spesialis anak. Sejak pandemi inilah Tentang Anak diluncurkan agar dapat memberikan informasi yang benar pada khalayak mengenai tumbuh kembang anak. Niat baik ini terkoneksi dengan Danone Indonesia hingga keduanya berkolaborasi untuk aktif berperan meningkatkan minat baca pada anak.
Dokter Mesty juga memberikan tips untuk melatih anak berpuasa di bulan Ramadan. Anak-anak yang penuh rasa ingin tahu pasti ingin mencoba berpuasa. Nah, orangtua penting untuk mengetahui apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan. Hal terpenting adalah kondisi anak yang sehat secara fisik dan mental. Sebenarnya hukum puasa untuk anak pun tidak wajib jika untuk mengenalkan boleh, tapi tetap memperhatikan kondisi anak. Selain itu, perhatikan juga berat badan dan tinggi badan anak berdasarkan kurva pertumbuhan. Apakah titiknya sudah berada pada garis aman yang ditandai dengan garis hijau? Jika sesuai maka silakan Ayah dan Bunda mengajak anak-anak belajar berpuasa.
Kebutuhan Nutrisi Anak Berpuasa
1. Makanan dengan gizi seimbang
Berikan anak makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Protein, lemak dan serat berfungsi untuk mempertahankan rasa kenyang. Saat sahur disarankan makan yang berkadar glikemik rendah seperti, nasi, ubi, kacang hijau, roti gandum dan apel. Sedangkan, di saat berbuka sebaliknya perlu makanan berglikemik tinggi seperti kentang, nasi, roti serta manisan buah.
2. Kebutuhan cairan yang cukup
Agar anak tidak dehidrasi maka diperlukan cairan yang cukup. Cairan yang dimaksud bisa berasal dari minuman atau makanan yang kadar airnya tinggi seperti sayur dan buah. Kebutuhan cairan anak berbeda tiap usia. Oleh sebab itu, ini harus diperhatikan oleh orangtua. Jangan biarkan anak dehidrasi jika sudah ada tanda -tanda ini:
Waspadai tanda di atas sebelum parah. Jika anak terlihat lemas maka silakan tawarkan air untuk minum, tidak perlu memaksakan berpuasa terus hingga Maghrib. Ingat, anak-anak hanya belajar belum diwajibkan seperti kita.
Paparan yang menarik mengenai literasi anak dibawakan oleh Psikolog TigaGenerasi Fathya Artha, M.Sc., M.Psi. Ini membuat kita sebagai orang tua lebih membuka mata mengenai pentingnya membaca sejak dini untuk anak. Jangan sampai anak merasa membaca itu menjadi sebuah paksaan sebab membaca dengan cinta itu lebih baik daripada memaksa membaca.
Pilih-pilih buku bacaan juga perlu diperhatikan orangtua. Anak usia dini bisa dipilihkan buku cerita bergambar dengan kata-kalimat yang pendek dan sedikit. Anak usia sekolah bisa dipilihkan cerita lebih panjang dengan ilustrasi yang lebih sedikit.
Dalam rangka turut merayakan Hari Buku Sedunia, Danone Indonesia mempersembahkan program BACA yang berkolaborasi dengan Tentang Anak. Tujuannya adalah untuk mengajak kita semua semakin mencintai membaca dan memberi kebaikan untuk anak-anak melalui sumbangan 1.000 buku bacaan.
Josh Applegate on Unsplash |
Di Indonesia, mengutip laporan kompas.com bahwa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Republik Indonesia menemukan capaian indeks budaya membaca tahun 2019 mencapai 53,84 (kategori sedang). Perpusnas memperoleh angka ini dari survei kegemaran membaca di 102 kabupaten dan kota pada 34 provinsi. Berita ini belum cukup menggembirakan dalam angka peningkatan minat membaca. Masih banyak yang perlu diupayakan agar masyarakat cinta membaca dan tentunya dibutuhkan kerjasama serta dukungan semua pihak menjadi penggerak minat baca.
Bertepatan dengan Hari Buku Sedunia pada 23 April 2021, Danone Indonesia meluncurkan program BACA. Program ini berupa ajakan untuk mencintai kegiatan membaca sambil berbuat baik melalui sumbangan buku bacaan yang ditujukan bagi anak. Kali ini, Danone Indonesia bekerjasama dengan Tentang Anak berupaya agar anak-anak Indonesia senang membaca dan berbuat baik. Dengan begitu, literasi anak di Indonesia diharapkan terus meningkat.
Peluncuran program ini dihadiri oleh Dokter Mesty Ariotedjo, Sp.A sebagai CEO Tentang Anak, Bapak Arif Mujahidin sebagai Corporate Communication Danone Indonesia serta Fathya Artha, M.Sc., M.Psi selaku Psikolog & Co-Founder Tigagenerasi. Acara berlangsung secara daring dan tetap menyenangkan hati untuk diikuti kala pandemi. Ketiga narasumber yang ahli di bidangnya ini membawakan informasi yang bermanfaat untuk dilakukan selama bulan Ramadan dan mudah dilakukan di rumah.
Banyaknya informasi yang memicu kerancuan di media sosial melatarbelakangi dokter Mesty untuk memberikan informasi yang tepat dan berdasarkan fakta. Akses informasi yang terbatas bagi masyarakat umum membuat beliau ingin meluruskan hal-hal yang kurang tepat berdasarkan keilmuannya sebagai dokter spesialis anak. Sejak pandemi inilah Tentang Anak diluncurkan agar dapat memberikan informasi yang benar pada khalayak mengenai tumbuh kembang anak. Niat baik ini terkoneksi dengan Danone Indonesia hingga keduanya berkolaborasi untuk aktif berperan meningkatkan minat baca pada anak.
Dokter Mesty juga memberikan tips untuk melatih anak berpuasa di bulan Ramadan. Anak-anak yang penuh rasa ingin tahu pasti ingin mencoba berpuasa. Nah, orangtua penting untuk mengetahui apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan. Hal terpenting adalah kondisi anak yang sehat secara fisik dan mental. Sebenarnya hukum puasa untuk anak pun tidak wajib jika untuk mengenalkan boleh, tapi tetap memperhatikan kondisi anak. Selain itu, perhatikan juga berat badan dan tinggi badan anak berdasarkan kurva pertumbuhan. Apakah titiknya sudah berada pada garis aman yang ditandai dengan garis hijau? Jika sesuai maka silakan Ayah dan Bunda mengajak anak-anak belajar berpuasa.
Kebutuhan Nutrisi Anak Berpuasa
1. Makanan dengan gizi seimbang
Berikan anak makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Protein, lemak dan serat berfungsi untuk mempertahankan rasa kenyang. Saat sahur disarankan makan yang berkadar glikemik rendah seperti, nasi, ubi, kacang hijau, roti gandum dan apel. Sedangkan, di saat berbuka sebaliknya perlu makanan berglikemik tinggi seperti kentang, nasi, roti serta manisan buah.
2. Kebutuhan cairan yang cukup
Agar anak tidak dehidrasi maka diperlukan cairan yang cukup. Cairan yang dimaksud bisa berasal dari minuman atau makanan yang kadar airnya tinggi seperti sayur dan buah. Kebutuhan cairan anak berbeda tiap usia. Oleh sebab itu, ini harus diperhatikan oleh orangtua. Jangan biarkan anak dehidrasi jika sudah ada tanda -tanda ini:
- Anak tampak pucat, lesu, lelah dan mata cekung
- Buang air kecil sedikit dan warnanya kuning pekat
- Anak tidak merespon cepat/ aktif
- Kesadaran anak menurun
Paparan yang menarik mengenai literasi anak dibawakan oleh Psikolog TigaGenerasi Fathya Artha, M.Sc., M.Psi. Ini membuat kita sebagai orang tua lebih membuka mata mengenai pentingnya membaca sejak dini untuk anak. Jangan sampai anak merasa membaca itu menjadi sebuah paksaan sebab membaca dengan cinta itu lebih baik daripada memaksa membaca.
Fakta mengenai proses belajar membaca dan membaca untuk belajar ada dua hal yang berdampingan. Anak perlu belajar membaca bersamaan dengan itu ia pun akan membaca untuk mendapatkan pengetahuan baru. Jadi, jangan heran kalau setelah anak bisa membaca akan timbul banyak pertanyaan dari hal yang ia baca. Misalnya, makna dari kata dalam buku yang merek belum tahu pasti akan membuat mereka bertanya pada kedua orangtuanya. Pengalaman saya sendiri adalah makin banyak pertanyaan yang membuat saya harus pandai memilih kata agar anak mudah memahami jawabannya. Wah, ternyata anak bisa membaca akan menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Adapun manfaat membaca bersama anak ataupun membaca sendiri bagi anak sangat banyak. Jadi, mulai saat ini tidak ada alasan untuk tidak membaca buku bersama anak. Ingat satu hal yang juga penting bahwa anak melihat dan meniru orangtuanya maka ketika pastikan anak juga melihat orangtuanya membaca buku. Jika tidak suka membaca bagaimana? Cobalah memulai untuk mencintai membaca, insya Allah bisa. Pasti akan sangat seru nanti saat anak-anak makin besar dan bisa membaca buku-buku bagus bersama kita, mendiskusikan cerita-ceritanya, dan menebak-nebak latar belakang penulis mengarang cerita itu.
Adapun manfaat membaca bersama anak ataupun membaca sendiri bagi anak sangat banyak. Jadi, mulai saat ini tidak ada alasan untuk tidak membaca buku bersama anak. Ingat satu hal yang juga penting bahwa anak melihat dan meniru orangtuanya maka ketika pastikan anak juga melihat orangtuanya membaca buku. Jika tidak suka membaca bagaimana? Cobalah memulai untuk mencintai membaca, insya Allah bisa. Pasti akan sangat seru nanti saat anak-anak makin besar dan bisa membaca buku-buku bagus bersama kita, mendiskusikan cerita-ceritanya, dan menebak-nebak latar belakang penulis mengarang cerita itu.
Pilih-pilih buku bacaan juga perlu diperhatikan orangtua. Anak usia dini bisa dipilihkan buku cerita bergambar dengan kata-kalimat yang pendek dan sedikit. Anak usia sekolah bisa dipilihkan cerita lebih panjang dengan ilustrasi yang lebih sedikit.
Dalam rangka turut merayakan Hari Buku Sedunia, Danone Indonesia mempersembahkan program BACA yang berkolaborasi dengan Tentang Anak. Tujuannya adalah untuk mengajak kita semua semakin mencintai membaca dan memberi kebaikan untuk anak-anak melalui sumbangan 1.000 buku bacaan.
Buku-buku yang disumbangkan adalah buku bertema kebaikan. Harapannya agar para pembaca berusia dini terbiasa berbuat baik seperti mengucapkan “Maaf”, “Terima Kasih”, dan “Tolong” sedangkan Danone Indonesia sendiri ikut menyumbangkan buku “Sampahku Tanggung Jawabku” dan “Isi Piringku”. Donasi Danone Indonesia diharapkan bisa menanamkan pola makan gizi seimbang dan kebiasaan hidup bersih bagi anak usia 4-6 tahun.
Danone Indonesia dan Tentang Anak menggalang donasi 5.000 Buku Serial “Sikap Baik” untuk seluruh anak Indonesia. Target penyaluran donasi adalah panti asuhan area Jabodetabek, pasien anak, serta beberapa PAUD dan posyandu. Dengan memberi manfaat seluas-luasnya program BACA Danone Indonesia dan Tentang Anak turut mendukung peningkatan literasi anak.
Di tengah Ramadhan ini sungguh besar kebaikan dan manfaat yang akan didapat oleh semua orang. Teman-teman cukup dengan berdonasi melalui @wecare.id dan kebaikan kita akan sangat besar manfaatnya bagi anak-anak Indonesia. Mari melipatgandakan kebaikan melalui BACA!
Di tengah Ramadhan ini sungguh besar kebaikan dan manfaat yang akan didapat oleh semua orang. Teman-teman cukup dengan berdonasi melalui @wecare.id dan kebaikan kita akan sangat besar manfaatnya bagi anak-anak Indonesia. Mari melipatgandakan kebaikan melalui BACA!
Sumber:
Kompas.com (Ihttps://www.kompas.com/edu/read/2021/02/12/200047271/angka-literasi-indonesia-kategori-sedang-ini-kata-komisi-x-dpr-ri?page=all.)