Senyuman itu rahasia pemiliknya dan Tuhan. Orang lain tak
dapat mengetahui makna dibalik senyumnya jika tidak diberitahu. Senyum yang
manis dan tatap mata yang hangat selalu kuberikan ketika bertemu pandang
denganmu sedangkan kau huh membalas senyum pun tidak hanya memberikan tatapan
dingin.
Bukankah suatu yang rasional, ya hukum aksi reaksi. Ketika
kau menerima tatapan mata maka wajah akan berespon otomatis untuk menatap balik
dan menyunggingkan senyuman. Namun, hukum itu tak berlaku bagimu. Tak ada reaksi
ketika ada aksi yang kau terima. Puh! Aneh sungguh. Kau memandangku, aku pun
balik menatapmu dan tersenyum tapi kau hanya menatapku saja titik tanpa senyum.
Aih, makhluk macam apakah kau ini? Satu hukum fisika saja
tak berlaku apalagi hukum-hukum alam lainnya. Aku jadi curiga, jangan-jangan
kau bukan dari alam yang sama denganku. Ohoho.. kau memang aneh.
Itulah awal-awal pertemuan kita. Dingin, sunyi dan
membingungkan. Lima hari di pekan pertama perjumpaan kita senyummu belum hadir
padahal senyumku sudah kemana saja dan kepada siapa saja yang kutemui termasuk
kau. Lima hari berlalu dan aku hanya
menemukan wajah dinginmmu dan tatapan anehmu itu. Baiklah, masih ada hari-hari
berikutnya.
Apakah pertemuan kita terlalu ramai hingga tak berani kau
memulai senyummu? Rasanya hal yang normal menurutku, bertemu pandang dengan
orang di keramaian dan tersenyum pada mereka. Aku tak mengapa memberikan senyum
lebih dahulu karena kutahu mereka akan membalas senyumanku. Ya, karena mereka
normal tidak sepertimu, huhuu. Pernah akhirnya aku menyunggingkan senyuman
padamu tetapi kau hanya diam tak berespon apapun kecuali menatapku saja,
dingin. Huf, aneh. Aku makin bertanya-tanya dalam hati, otakku seperti mencari
alasanmu untuk tidak membalas senyumku.
Hipotesa pertamaku, bahwa kau adalah orang yang dingin, tak
mudah berekspresi dan agak keterlaluan terhadap khususnya lawan jenis. Data
yang menguatkan bahwa kau masih bisa tertawa lepas saat melucu dengan
teman-teman sejenismu dan tak pernah kulihat kau tersenyum bahagia saat bersama
teman lawan jenis lain. Hipotesa kedua, bahwa kau tidak memiliki keberanian
yang cukup untuk membalas senyumku. Kau takut berespon terhadap diriku. Kau
dipenuhi ketakutan seakan aku adalah monster yang akan memakanmu. Ckckck..
haduh mana ada pula monster semanis aku. Oke, cukup mengenai hipotesa-hipotesa
dari teori dinginnya wajahmu itu. Aku tak akan berlelah-lelah menghabiskan
energi lagi. Saat ini biarlah ekspresimu tetap menjadi misteri bagiku hingga
nanti semua terkuak.
Hari kelima, ketika kita hanya berdua dengan tanpa sengaja
tentunya. Ketika itu aku duduk sendirian di ruang biasa kau meletakkan
urusanmu. Seseorang membuka pintu dan ternyata itu kau tetiba menyunggingkan
senyum indah, tentunya untukku karena tatapmu dan milikku bertemu, sudah tak
terelakkan, tentu senyumanmu itu untukku.
Kejutan sungguh, rasanya aneh melihatmu pertama kali
tersenyum padaku. Sebenarnya biasa saja sih senyummu itu, sama seperti senyum
ibu-ibu yang kutemui sebelumnya. Tetapi, karena pemilik senyum itu kau, semuanya
jadi berbeda, entahlah aku tak tahu apa penyebabnya. Aku kembali berpikir,
benarkah senyuman itu rahasia pemiliknya dan Tuhan? Sungguh, hanya kau yang
tahu jawabnya.
Kau tahu setelah senyummu yang pertama itu, selanjutnya
kunantikan senyummu yang lainnya. Aih, apakah ini mengharap sebuah senyum lain
darimu. Mengharap kau menatapku lagi dan lebih dahulu memberikan senyuman. Ah,
aku telah terinfeksi virus aneh darimu sepertinya. Harap-harap cemas bertemu
pandang denganmu tanpa sengaja di pekan berikutnya.
#08-08-2012
Ini mah senyumnya Kyo dalam Fruit Basket Manga, tapi memang manis sih :p |