Hidup menjadi orang dewasa ternyata begitu dinamis.
Itu adalah yang tidak pernah terpikirkan oleh saya di awal usia 20-an. Sebelum lulus kuliah, saya begitu idealisnya membuat rencana-rencana hidup (baca: ngotot), begitu bangga saat bisa mencapai target dan mengharapkan hidup akan selamanya begitu; semua urusan harus meningkat seperti anak tangga yang membawa kita naik hingga duduk tenang di pesawat.
source: dreams pixabay |
Manusia boleh berencana, sayangnya ekspektasi tak sepadan dengan realita!
Dulu ingin sekolah setinggi-tingginya, punya uang banyak secepat-cepatnya; begitu penuh idealisme-lah pokoknya!
Sekarang saya berubah, saya paham berbagai pengalaman kedewasaan membuat beberapa hal tertunda, teralihkan sementara dan tergantikan dengan hal lain dan itu tidak apa-apa.
Setelah memasuki umur 30-an, saya sadari telah banyak belajar dan ini membuat saya memiliki perubahan rencana dan mimpi-mimpi baru. Selain itu, pertemuan dengan suami dan beberapa orang membuat saya merefleksikan lagi apa mimpi saya?
Jika dulu saya melihat kesuksesan orang lain begitu menyilaukan mata hingga membuat adrenalin saya mengajak berkompetisi sambil berkata, “dia bisa, aku pasti bisa lebih dari dia!” Memang ya, energi masa muda tak bisa bohong, bawaannya ingin bersaing melulu, haha!
Sekarang energi itu tetap ada, tetap besar dan bisa dipakai kapan pun. Namun, energi itu dipergunakan dengan lebih mindful— lebih sadar dan bijak.
Lalu, setelah jadi ibu apakah masih punya mimpi? Tentu saja masih dan mulai berani meniti jalan baru untuk mewujudkannya. Pekerjaan, aktualisasi diri dan berbagai harapan yang bertujuan membuat kita bahagia selama itu baik, bermanfaat boleh diusahakan; apalagi jika dapat bonus sebagai amal kebaikan, senang banget pastinya!
Beranikan diri menjadi ibu makin jago meraih mimpinya. Saya sadari kunci kebahagiaan setiap orang yang berbeda membuat fokus yang berbeda pula sehingga kuncinya ada pada paham yang ibu butuhkan.
Baca juga: Selfcare ibu
source: motherhood pixabay |
Saya menyadari bahwa menjadi ibu itu sangat mengubah seorang perempuan, beberapa ada yang merasa kehilangan dirinya sendiri; bingung dan ragu terhadap berbagai keputusan yang akan diambil. Ini adalah hal wajar dan semua ibu-ibu di seluruh Indonesia merasakannya pula.
Saya mencoba berbagi tips untuk ibu agar ibu makin jago meraih mimpi!
1. Banyak-banyak mengenali diri
Apa saja hal-hal yang kita minati? Apa yang kita mau kejar selama hidup? Apa yang kita mau capai sesungguhnya setelah kita sudah jadi ibu? Sebab mungkin ada perubahan antara dulu dan sekarang. Bisa saja kita beralih karir, ingin mendapat yang berbeda dalam bayangan kita selama ini? Itu tidak apa-apa kesempatan belajar selalu ada.
Pernah dengar tentang “Squiggly career”? Karir yang meliuk-liuk yang digambarkan oleh Sarah Ellis dan Helen Tupper mirip benang berlekuk.
source: amazon.com |
Tupper menyatakan, “in squiggly careers, everybody is a learner, and everybody is a teacher" dan semua orang bebas mencoba belajar hal baru yang menarik. Sehingga dapat menarik rasa ingin tahu dan bertanya, “What career possibilities am I curious about?" ini menjadi peluang bagi siapapun untuk bisa belajar.
Jadi, tidak perlu khawatir jika setelah ibu mengenal diri lebih dalam dan menemukan banyak bintang terang yang berkilau maka cobalah mengambilnya!
2. Mulailah dari yang akhir
Seperti apa kita ingin dikenang setelah wafat?
Pertanyaan ini sangat mendorong jadi ingin berbuat banyak kebaikan. Bukankah, orang-orang baik akan tetap dikenang kebaikannya bahkan setelah wafat? Kematian memang batas akhir kita berbuat baik tetapi juga menjadi muara perbuatan baik kita selama hidup yang bisa membawa kebahagiaan abadi nantinya.
3. Buat daftar keinginan
Ingin punya apa di dunia ini? Semua cita-cita baik kok!
Boleh dong ingin merdeka finansial di usia 45 tahun?
Boleh dong mau punya rumah tinggal dan kendaraan yang nyaman?
Ingin punya bisnis besar yang expand sampai internasional? Bolehlah.
Ingin pergi haji pakai haji plus, ingin anak-anak bisa dapat pendidikan terbaik, ingin sehat di masa pensiun. Semua boleh aja, yang utama kita tahu jalan untuk bisa sampai ke sana.
Awali semua dengan menuliskannya di jurnal, lalu kita ukur mau dicapai dalam waktu berapa lama? Temukan cara yang halal untuk mencapainya dan pastikan selalu minta pertolongan pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar memudahkan semuanya.
4. Refleksi diri
Hal ini penting untuk memahami sejauh mana upaya kita mencapai tujuan. Apakah sudah dekat atau masih terlalu jauh dan tidak realistis?
Selanjutnya, ukur ulang waktu dan daya apa lagi yang dibutuhkan serta apa yang perlu ditambah untuk mendapatkan target kita.
5. Peta hidup tiap manusia spesial
Photo by Z on Unsplash |
Begitu banyak cara kita untuk menuju sebuah kota, mungkin dengan pesawat, kereta atau kapal laut maka begitu pula keinginan-keinginan kita punya lebih banyak lagi jalan yang bisa membuat kita sampai tujuan.
Rute boleh berbeda, peta yang dipegang tidaklah sama, tidak apa-apa karena memang tujuannya tidak biasa. Tidak perlu resah jika perjalanan yang kita lewati berbeda yang terpenting sudah yakin tujuan akhirnya.
Waktu yang telah berlalu dan hal yang telah diputuskan di masa lalu tidak bermanfaat jika kita jadikan penyesalan dengan “berandai-andai jika dulu aku begini, begitu”.
Hiduplah untuk sekarang dan keputusan saat ini akan menentukan masa depan kita. Boleh jadi saat ini kita memilih menjadi ibu dan juga memutuskan memiliki mimpi-mimpi baru. Itu semua menjadi bekal yang akan menguatkan langkah-langkah kita, meski baru satu, dua atau lima langkah kita melaju. Semua langkah kecil itu menjadikan ibu bisa makin jago meraih mimpi.
Kereen
ReplyDelete