Setiap kali ketemu timbangan rasanya ketar ketir. Pikiran was-was memikirkan,Begitulah perasaan para ibu setiap kali mengajak anaknya pergi ke Posyandu untuk mengukur berat dan tinggi badan.
“Berapa kilo nih sekarang?”
“Naik gak ya?”
“Duh, kalau masih kurang gimana ni? Aih, kenapa segini-gini aja, padahal makan banyak.”
Walau emang sih, kadang gak doyan makan juga. Aduh mumetnya kepala rasanya...
Photo by Anton Darius | @theSollers on Unsplash
|
Alhamdulillah, dalam peringatan Hari Gizi Nasional kemarin saya berkesempatan hadir untuk mengupas tuntas masalah berat badan anak. Nah, sekarang saya akan berbagi rahasia mengenai berat badan anak. Semoga setelah membaca ini dapat menghempas segala rasa cemas, penasaran dan berbagai alasan di balik misteri berat anak yang kadang sulit naik.
Salah satu indikator anak sehat adalah meningkatnya berat dan tinggi badan sesuai standar minimal. Sayangnya, merujuk pada hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 terdapat 17.7% balita yang mengalami berat badan kurang (underweight) dan berat badan sangat kurang (severe underweight). Ini menunjukkan bahwa berat badan kurang pada anak masih menjadi masalah bersama baik bagi orang tua maupun negara.
Baca Juga: Masalah Jantung Bawaan pada Anak
Lantas, kenapa jadi masalah negara juga? Anak-anak dengan berat badan yang kurang berpotensi memiliki gangguan tumbuh kembang hingga nanti pada saat dewasa dapat mengalami penurunan performa kerja, kecerdasan serta masalah kesehatan lainnya. Dampak jangka panjang yang begitu berpengaruh untuk kelangsungan sumber daya manusia di Indonesia.
Inilah alasan mengapa kebutuhan nutrisi seorang anak menjadi penting untuk dipenuhi. Anak membutuhkan nutrisi untuk aktivitas (energi), tumbuh kembang (menjadi dewasa), pemulihan serta menjalankan fungsin tubuhnya. Hal ini berbeda dengan orang dewasa yang tidak akan mengalami proses tumbuh kembang lagi. Oleh sebab itu, orang tua perlu memperhatikan kebutuhan nutrisi anak.
Kebutuhan nutrisi yang seimbang ditandai dengan adanya peningkatan berat dan tinggi badan. Pemantauan berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala dapat dilakukan orang tua minimal 8 kali dalam setahun sebagai upaya deteksi dini masalah pertumbuhan. Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam grafik standar sesuai WHO. Nah, dari hasil inilah kita dapat mengetahui status gizi anak, apakah baik, kurang atau berlebih.
Selama BB anak dalam grafik antara 2 dan -2 tandanya anak bergizi baik |
Anak belum bisa memilih sendiri makanan mana yang baik untuk mereka makan. Nah, disinilah tugas orang tua menjadi penentu untuk memilih asupan yang sehat dan pola makan yang baik bagi anak. Adapun komponen gizi yang harus ada pada makanan diantaranya, karbohidrat, protein hewani dan ikan, kacang-kacangan, buah dan sayuran serta lemak dan susu. Inilah asal dari menu empat bintang pada MPASI. Jadi, sejak dimulainya MPASI hingga anak makan makanan keluarga keempat komponen zat gizi ini harus selalu ada dalam satu piring makan.
Dokter Conny Tanjung Sp.A(K) juga mengungkapkan bahwa orang tua perlu memiliki kesadaran akan masalah berat badan kurang pada anak. Segeralah mencari bantuan dari tenaga kesehatan untuk memperbaiki status gizi anak.
dr. Conny Sp.A(K) |
Saya sendiri juga mengalami betapa pusingnya kepala ketika berat badan anak tidak bertambah. Ditambah pula menghadapi banyaknya trik beralasan tidak bisa menghabiskan makanan atau tidak mau makan. Ini sudah seperti masalah nasional seluruh ibu yaitu membuat anak mau makan hingga berat badan sesuai standar. Facing the same problems? Yes, we are.
Saat diskusi bersama kemarin, Psikolog Ajeng Raviando mengungkapkan bahwa menjadi orang tua baru pastinya akan mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini terjadi pada emosi dan hubungan sosial. Penyesuaian emosi seperti perasaan senang, cemas dan iri timbul saat melihat kondisi orang tua atau anak lain. Ini kadang menimbulkan rasa takut tidak bisa menjadi orangtua yang baik. Perubahan hubungan sosial misalnya frustrasi atas hilangnya kebebasan pribadi dan bertambahnya tanggung jawab baru serta adanya perasaan lebih menghargai orang tua.
Ajeng Raviando |
Orang tua milenial membutuhkan banyak energi untuk mengasuh anak. Penting bagi orang tua memberikan makanan bergizi bagi anak-anak. Realitanya? Bhay… Perkara makan makanan bagi anak tidak semudah itu. Ada anak yang pemilih, ada yang tidak mau mencoba makanan baru, dan segudang alasan di balik penolakan terhadap makanan. Belum lagi kebutuhan finansial yang meningkat tentunya turut menambah daftar penyebab sakit kepala.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai berat badan cenderung dihindari orang tua agar tidak menjadi beban psikologis. Padahal penting bagi orang tua berperan aktif untuk mencari solusi yang bijak terhadap masalah berat anak. Ada peran besar orang tua dalam memberikan teladan pola makan yang sehat dan baik di rumah.
Masalah berat badan yang kurang ideal biasanya disebabkan dari luar dan dalam tubuh anak. Penyebab dari luar misalnya makanan yang kurang disukai (picky eater), pemberian makanan yang kurang lengkap gizinya serta adanya infeksi. Sedangkan penyebab dari dalam biasanya disebabkan pengaruh genetik warisan orang tua dan kesehatan tubuh anak seperti ada masalah pada gigi, mulut dan saluran cerna.
Nah, orang tua harus jeli melihat kondisi anak. Apa yang menyebabkan anak tidak berminat makan? Makanankah atau kondisi tubuh anak? Orang tua dapat melakukan tips singkat ini untuk membuat anak bahagia dengan aktivitas makan sehingga dapat meningkatkan berat anak.
- Jangan menyerah mengenalkan jenis makanan baru yang mungkin harus ditawarkan 10-15 kali sampai anak mau memakannya.
- Makan terjadwal dengan tidak memberikan makanan manis (baik minuman berupa jus, susu atau kue-kue) sebelum waktu makan.
- Berikan menu yang tinggi protein, kalori dan zat besi.
- Mematikan segala jenis gawai (TV, Ponsel, Komputer) yang bisa mengalihkan perhatian saat jam makan.
- Berikan contoh kebiasaan pola makan yang baik di rumah.
- Berikan kalimat-kalimat positif tentang makanan agar tertanam afirmasi yang baik pada anak.
Awalnya memang tidak mudah bagi orang tua membiasakan tips di atas. Seiring pembiasaan dan penjelasan yang diberikan pada anak, lama kelamaan anak bisa menyerap dan memahami bahwa makan yang sehat adalah untuk kebaikan dirinya.
Peringatan Hari Gizi Nasional menyadarkan kembali kita akan pentingnya memenuhi gizi anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Dalam mendukung kampanye kesadaran gizi dalam keluarga, Danone menyediakan platform website www.cekberatanak.co.id. Dengan begitu, orang tua diharapkan lebih mudah untuk memantau berat badan anak dari mana saja dan kapan saja. Jadi, jangan takut konsultasi ke tenaga kesehatan untuk menyelesaikan masalah berat badan anak yang kurang. Tidak lain dan tidak bukan adalah demi masa depan anak-anak kita.
Kalau anakku mau makan malah harus ada aktivitas sampingan mbak, sambil baca buku atau nonton TV, memang jadi agak lambat makannya, tapi selalu habis, malah kadang nambah.
ReplyDeleteDuh, memang ya masalah kasih makan ke anak itu bukan hal yang mudah. Anakku termasuk yang pemilih, masa mau makan cuma sama kecap aja, piyee.. pusing pala mamak.
ReplyDeleteMakasih loh tips nya mak, aku kudu setrong dan ga boleh menyerah demi kesehatan anak.
Ya memang kadnag-kadang tidka memudah memberikan asupan bergizi kepada anak. Butuh trik juga. Tetapi, saya juga termasuk orang tua yang lumayan disiplin. Salah satunya memang tidak memberikan makanan pengganti sepetu susu atau yang manis di saat anak menolak untuk makan
ReplyDeletePrakteknya susah banget mba, tapi tetap berusaha memberikan nutrisi yang baik dan bergizi untuk anak. Karena suka gak tenang kalau berat badan anak kurang.
ReplyDeletetiap abis timbang di posyandu, selalu buru2 cek grafiknya, takut hasilnya di gambar warna kuning bawah alias kurang. jangan sampai sih. kasihan si kecil, hiks
ReplyDeleteIyaa nie mamak kadang pusing saat anak mogok makan bahkan sakit pilek berat badannya naiknyaa ga banyak..bahkan stagnant...
ReplyDeleteWe do have to take Addison to look at that intakes that our kids have so that they can gain ideal weight. It is very important because it connects directly with their growth.
ReplyDeleteMakan ini...dua anakku melewati fase susah makan semua mba. Dulu pas kecil, makannya diemut dua-duanya..satu kali makan itu bisa satu jam. Itu juga mesti pke trik..sambil ngapain gitu...nggak bisa klo makan kok cuma makan. Mesti pake acara liat/nonton apa..baru mulutnya mbuka.
ReplyDeleteKlo anak 1..itu tak pikir2 karena aku terlalu banyak.ngasih sufor mba..jadi udah kenyang sblm jam makan.
Anak.ke 2 Asi, badan gendut pas bayi..langsingan pas agak besar. Tp alhmdulillah KMS di ijo terus..makannya lbh gampang, krn dia sedikit susu. Dan aku lebih membebaskan dia soal makanan...malah jdnya ga picky. Tp tetep pernah nemu masa anak maemnya diemut....
Untunya sekarang sudah 6 tahun. Jadi lebih gampang makam. BB juga aman
Tantangan banget ya buat ibuk agar anaknya mau makan sayur buah dan bahan makanan bergizi lainnya...Godaan jajanan yang masih dipertanyakan gizinya juga besar..
ReplyDeleteBener banget, orangtua harus memberikan asupan bernutrisi buat anak ya
ReplyDeleteSy mash suka nyocokin berat anak dgn diagram dokter itu mba...jd klo beratnya kurang langsung terdeteksi.
ReplyDeleteWaktu baru punya 1 anak dan melihat badannya yang kurus dibanding anak-anak lain, aku sempat khawatir dan bawa anakku ke dokter. Khawatir kurang gizi dan merasa gagal dalam menutrisi anak.
ReplyDeleteSampe dokter cuma dijawab "lah ibu sendiri pernah gemuk gak? ini mah genetik nurun ibunya yang selalu kurus juga"
malu banget deh aku
Baper deh aku yang punya dua anak semuanya mepet banget BB nya. Apalagi skrg habis sakit. 2 thun usianya beratnya cuma 9kg ;(
ReplyDeleteDuh ini butuh perjuangan banget buatku. Iya sekarang lagi berusaha buat menambah berat badan anak yang faktanya lambaaaat banget naiknya. Mana makannya lama, nggak bisa nguyah cepat dan alasan lainnya. Thanks Mbak atas tipsnya, aku coba ah.
ReplyDeletePengalamanku 3 anak berat badan memang turun naik, kalau dibawha grafik karena ada peritiwa sakit atau tahap GTM, langsung deh aku persiapkan nutrisi yang tertinggal. Tapi memang was-was ya soal perkembangan anak
ReplyDeleteAnak-anak dengan berat badan yang kurang berpotensi memiliki gangguan tumbuh kembang hingga nanti pada saat dewasa dapat mengalami penurunan performa kerja, kecerdasan serta masalah kesehatan lainnya. Dampak jangka panjang yang begitu berpengaruh untuk kelangsungan sumber daya manusia di Indonesia.
ReplyDelete-----> efeknya ternyata jauh ke depan, ya. Sekian banyak anak yang BB-nya rendah berarti potensinya juga sekian itu terhadap negara. Tapi yaaa, gak gampang juga urusan makan anak ini :D
Aku punya catatan BB-TB anak2ku sejak bayi sampai sekarang SD, karena emang tumbuh kembang fisik ini penting banget buat masa depan anak :)
ReplyDeleteNgeri ya dampak jangka panjang dari kurang gizi ini. Semoga adanya platform website dari Danone, orang tua jadi bisa cek sendiri berat badan anak sudah sesuai atau belum.
ReplyDeleteKadang tuh yang berat adalah anak kayaknya makan dan kenyang tapi isinya kosong. Kadang anak2 yg jajan di luar waktu makan eh pas giliran waktu makan dianya udah kenyang.
ReplyDelete