Judul Buku: Rumah Istimewa dan 7 Dongeng Seru Lainnya!
Penulis: Endang Firdaus, dkk.
Ilustrasi: Massagung, dkk.
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Dar! Mizan
Tebal: 100 halaman paperback
Apa yang terpikir jika kita mendengar kata dongeng? Tentu jawabannya adalah cerita khusus anak-anak. Padahal makna dongeng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cerita yang memang tidak benar-benar terjadi.
Buku Rumah Istimewa ini merupakan kumpulan delapan dongeng khusus untuk anak. Judulnya saja buku anak ya, jadi saat membuka buku ini pasti akan menemukan berbagai macam ilustrasi yang sesuai dengan adegan tokoh dalam cerita tersebut. Seluruh halaman dalam buku juga dibuat dengan ilustrasi full color. Buku anak memang sangat erat dengan ilustrasi yang penuh warna.
Keterangan batas usia pembaca kurang begitu jelas. Namun, terdapat keterangan dongeng balita pada sampul depan buku. Oleh sebab itu, saya berkesimpulan batasan usia pembaca adalah anak balita (usia bawah lima tahun). Menurut saya, hal yang kurang jelas ini dapat membuat konsumen bingung memilih. Dalam dunia buku anak berbeda usia satu atau dua tahun itu membuat isi buku pun berbeda.
Cerita tentang dua ekor tupai mencari rumah sebagai pembuka saya rasa mampu membuat buku ini cukup menarik. Ilustrasi yang dibawakan pun cukup jelas sehingga membuat anak penasaran memperhatikan gambarnya. Pengaturan letak tulisan juga tidak menganggu ilustrasi yang ada. Tidak heran cerita ini pantas menjadi judul utama buku dongeng balita Mizan.
Cerita berikutnya adalah kisah sebuah batu yang disebut sebagai Batu Malas. Awalnya Kristal agak takut dengan model ilustrasi yang gelap dan kurang jelas. Akan tetapi, anak itu sekarang sangat menyukai kisah batu malas. Setiap mau tidur minta dibacakannya batu malas yang diucapkan dengan fasih. Entah apa yang membuat kisah batu malas begitu menarik bagi Kristal. Sejauh ini, saya acungi jempol kepada penulis dan ilustrator yang mampu menghidupkan cerita anak sampai anak pembacanya minta diulang terus-menerus.
Dongeng ayam yang suka bertelur, Cica cecak yang nakal dan cerita lainnya dibawakan dengan apik dan menarik. Konflik yang sederhana bagi anak-anak membuat hikmah dari dongeng-dongeng ini dengan mudah disampaikan orang tua. Hal-hal baik dan hal yang buruk dijelaskan dengan bahasa yang ringan. Terlebih jika orang tua yang membacakan turut bergaya lepas seperti mengubah suara dan menampilkan mimik muka yang lucu sehingga anak merasa terhibur.
Saya suka dengan ilustrasi dari cerita di buku ini. Ilustrasinya jelas, warna dan bentuknya pun cerah sehingga anak-anak mudah tertarik. Namun, pada cerita ulat, katak dan batu malas ilustrasi agak gelap sehingga kurang jelas dan kurang berwarna. Saran saya untuk cerita dongeng anak ilustrasi baiknya dibuat penuh warna dan jelas agar dapat menarik perhatian anak-anak. Selebihanya, buku ini sudah memberikan hiburan, wawasan dan hikmah untuk anak dengan baik. Saya berikan rate tiga dari lima bintang.
Aku dr kecil suka baca cerita, dlu sukanya baca bobo krna ada gambar2 kartunny.
ReplyDeleteMenurut aku anak2 memang perlu dibiasakan membaca sejak Dini agar nanti gak kaget kalo belajar disekolah.
Ahh jadi pengen beli buku cerita buat ponakanku.
bener mbak, bacain buku anak supaya mereka suka buku sampe dewasa nanti... :D
Delete