Dear all...
Karena waktu dulu gak sempet membaca tulisan saya yang masuk koran Seputar Indonesi 12 Agustus 2010. Ini saya Re-post isi tulisannya supaya semua pada bisa baca. Mau memberi komentar, silahkan. Karena ini juga hasil ngasal, hehe..
okelah, selamat menikmati!!
Sumber asli: Koran Seputar Indonesia edisi cetak 12 Agustus 2010, halaman 7
Simbiosis Manusia dan Kota
Oleh Shiva Devy
Saat kita berbicara tentang masalah kehidupan di sebuah kota tentunya tak bisa lepas dari satu subjek yang sangat erat yaitu, manusia. Kota merupakan tempat tinggal manusia. Didalamnya semua hal dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Manusia menghidupkan kota. Sehingga terjadilah simbiosis mutualisme antara kota dan manusia.
Setiap harinya mulai dari terbit hingga terbenamnya matahari kota dan manusia selalu dalam kesibukan. Sehingga makin lama simbiosis antara kota dan manusia tak lagi bersifat saling menguntungkan. Manusia dengan sifat mau menang sendiri tak lagi memedulikan kondisi kota sebagai tempat tinggalnya. Hal inilah yang membuat kenyamanan kota menurun.
Kehidupan kota mulai dari sistem transportasi, ekonomi, area hijau dan segala aktivitas manusia didalamnya sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia dan kota itu sendiri. Kenyamanan dapat dirasakan jika semua sistem tersebut dapat tertata dengan rapi. Semuanya terintergrasi menjadi sebuah harmoni yang nyaman baik bagi kehidupan manusia dan juga kota. Alangkah idealnya hidup manusia di dalam kota bila manusia dapat mendisiplinkan dirinya.
Kehidupan manusia yang disiplin dapat membuat kehidupan di kota menjadi nyaman. Kedisiplinan dan kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal akan membawa kehidupan di kota menjadi lebih efisien. Pengaturan terhadap semua sistem pendukung dalam kota saling ketergantungan dengan hidup manusia. Lantas, cara apakah yang baik untuk mengawali kehidupan di kota agar nyaman dan efisien? Menurut pendapat saya, semua itu dapat dimulai dari mengubah perilaku manusia yang hidup di dalam kota.
Sejak SD hingga dewasa kita selalu dijejali oleh pelajaran-pelajaran moral tapi kebanyakan hanya sebatas teori yang jarang dipraktikkan. Sehingga wajarlah jika perilaku kebanyakan manusia belumlah dapat dikategorikan sebagai “perilaku terdidik” meskipun ia sudah memperoleh pendidikan. Perilaku hidup seenaknya lebih banyak dianut oleh masyarakat sekarang ini, tanpa peduli lagi dengan kondisi tempat tinggalnya. Oleh sebab itu, yang diperlukan agar hidup dapat nyaman dan efisien di kota adalah adanya perubahan perilaku masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan ini dapat dimulai dengan mendidik masyarakat agar paham akan pentingnya hidup teratur, displin dan selalu peduli akan kelangsungan hidupnya di masa depan.
Satu hal yang juga penting adalah untuk membangun kota yang nyaman dan efisien diperlukan mata, telinga dan hati. Mata yang bukan hanya melihat saja tapi juga sadar untuk melakukan perubahan. Telinga yang selalu ada bukan hanya untuk sekedar mendengar tapi juga mendengar lebih dalam hal-hal yang jarang didengar. Hati untuk menyelami simbiosis antara kehidupan manusia dan kota, yang merasakan bahwa kehidupan memang tak hanya milik manusia sendiri namun juga milik kota yang akan membawa mutualisme bagi keduanya. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam hal regulasi kehidupan kota memang penting dan yang lebih penting adalah perilaku masyarakat untuk mau berubah demi terciptanya kota yang nyaman.
bagus shiv...bisa memasukkan ide fikiran walaupun disuruhnya sesingkat ini ya...hehe
ReplyDeleteGREAT JOB, Sist !!! ^_^
ReplyDeleteIt's all about cooperation with all aspects of life & governance structures,,
@ ka mia: makasih kaka
ReplyDeleteiya emang pendek disuruh dari sananya,hehe jadinya ya sperti inilah
@uchiwa: thank you sist!!
yups.. that's it..
wew.. kereen.. bisa masuk koraan..
ReplyDeleteitu impian gw yang belum terwujud tuh..
:D :D
@Ical: iya terima kasih ya... emang deh saya keren!! ahaha.. (sombong,,)
ReplyDeleteya ayolah atuh diwujudkan jadi kenyataan.. semangaaat!!!
ini juga bikin asal-asalan.. hehe :P