Saat ini Indonesia mengalami triple burden masalah gizi, yaitu stunting, obesitas dan penyakit tidak menular (PTM).
-Global Nutrition Report 2017
Sebagaimana laporan Global Nutrition, ada tiga masalah yang menjadi beban bagi negara kedepannya. Lantas, apakah kita rela masa depan negara ini dipenuhi oleh warganya yang tidak sehat? Inilah yang membuat masalah gizi dalam masyarakat bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga berbagai stakeholder dan pihak terkait.
Atas dasar itu pula Danone Indonesia turut memberikan perhatian, khususnya pada kasus stunting. Sarihusada yang merupakan bagian dari Danone Nutricia Early Life Nutrition sangat peduli akan gizi di 1000 hari pertama kehidupan. Oleh sebab itu, dalam rangka Hari Gizi 2018, Sarihusada Nutrisi untuk Bangsa mengadakan Talkshow Kesehatan "Menyediakan Gizi Terbaik dalam Periode 1000 Hari Kehidupan Pertama (1000 HPK)."
Saya sangat bersyukur karena berkesempatan hadir pada talkshow yang diadakan 20 Februari lalu, bertempat di Hotel Santika TMII Jakarta. Diskusi ini menghadirkan para pakar yang mumpuni di bidangnya yaitu, Prof. Dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH. Beliau merupakan guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Narasumber lainnya adalah DR. Dr. Yustina Anie Indriastuti, MSc, SpGK (Dokter Anie) dan Dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK (Dokter Wita). Ketiga narasumber tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI).
Prof. Endang |
Ada Apa dengan Stunting?
Ah, ini dia yang mungkin belum familier di telinga kita. Apa sih stunting? Kenapa kita harus repot-repot mengurus masalah ini juga?
Stunting berarti tubuh yang lebih pendek dari standar usia seharusnya. Jadi, yang kita tahu selama ini ada berat badan anak yang diukur tiap bulan apakah sesuai kurva pertumbuhan atau tidak. Nah, Stunting ini terjadi jika panjang atau tinggi badan anak di bawah standar kurva pertumbuhan.
Stunting terjadi disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu lama dan/ atau berulang serta sering terkena penyakit infeksi. Kedua penyebab ini terjadi sejak dalam kandungan atau di 1000 Hari Pertama Kehidupan/ 1000 HPK (270 hari dalam kandungan dan 730 hari selama 2 tahun pertama). Lalu, kenapa kita harus mementingkan masalah nutrisi di 1000 HPK?
Dampak Stunting sumber: Prof. Endang |
Ini tidak lain dikarenakan akibat jangka panjang yang sangat merugikan bagi kehidupan si anak. Bayangkan pada 8 minggu pertama semua cikal bakal organ tubuh tumbuh. Jika janin mengalami kekurangan gizi maka pertumbuhan dan perkembangan organ tersebut pun akan terhambat. Lalu, kedepannya anak terkena stunting, kemampuan berpikir yang rendah serta berisiko penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes dan stroke.
APA MAU ANAK-ANAK KITA RUGI BEGITU?
Kalo aku sih NO....
Tapi kalau udah terlanjur hampir atau sudah positif stunting gimana?
Masih ada harapan untuk mengejar ketertinggalan kurangnya nutrisi anak setelah 2 tahun walau memang tidak . Jadi, jangan putus asa kalau tiba-tiba kok anak kurang gizi. Kita jangan diam, tapi harus semangat memperbaiki asupan nutrisi anak serta stimulasi yang tepat sesuai usianya. Dengan begitu, sedikit demi sedikit kondisi fisik serta perkembangan otaknya semakin baik.
Sesi diskusi dengan ketiga pembicara |
1000 HPK menjadi penting sebab kekurangan gizi pada masa ini akan berakibat hingga dua generasi selanjutnya (100 tahun alur gizi dari Kakek Nenek - Ayah Ibu - Anak). Risiko penyakit tidak menular tidak hanya terjadi antar generasi (dari ibu ke anaknya), tetapi juga trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Wah kalau begini bisa-bisa keturunan kita selanjutnya terkena penyakit tidak menular juga dong.
Duh, kalau begitu mah saya enggak mau. Oleh karena itu, saya berikan tips praktis mencegah stunting. Ini beberapa tipsnya sesuai kelompok 1000 HPK (Ibu Hamil-Ibu menyusui-Bayi sampai 6 bulan-Bayi/Anak sampai 24 bulan).
TIPS PRAKTIS CEGAH STUNTING
1. Bagi Calon Ibu Hamil
- Pastikan status gizi tidak kurang ataupun lebih (Obes).
- Perempuan remaja dan calon ibu hamil dapat mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang mengandung 60 miligram besi dan 400 mikrogram asam folat sebanyak 1 butir setiap minggunya.
2. Bagi Ibu Hamil
- Asupan nutrisi yang cukup dari makanan bergizi seimbang serta hilangkan pantang makanan, kecuali alergi.
- Cek kehamilan teratur di layanan kesehatan, pastikan kenaikan berat badan seimbang.
- Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
- Minum tablet tambah darah (TTD) 1 butir setiap harinya. Pastikan tidak anemia saat hamil.
- Biasakan pola hidup bersih sehat
3. Bagi Ibu Menyusui
- Makanan tetap bergizi seimbang dan tidak ada pantang kecuali alergi.
- Minum tablet tambah darah selama masa nifas 1 butir setiap harinya.
- Biasakan pola hidup bersih sehat, cuci tangan setelah buang air, sebelum menyiapkan makanan serta sebelum menyusui bayi.
Sumber: pixabay |
- Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja. Tidak perlu air lainnya air tajin, air madu atau bahkan air putih sekalipun (ASI Ekslusif). Adanya masalah berat badan kurang pada masa ini segera konsultasikan pada konselor laktasi.
- Berikan Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.
- Jaga kebersihan bayi dengan mengganti baju dan popok yang basah agar tidak iritasi.
5. Bagi Bayi 6-24 bulan
- Berikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) bergizi seimbang.
- Tetap berikan ASI semaunya anak.
- Berikan imunisasi lanjutan serta kapsul vitamin A dua kali setahun.
pixabay/ baby eating |
SEPERTI APA MENU GIZI SEIMBANG?
Menu gizi seimbang terdiri dari bahan makanan pokok sebagai sumber energi, kelompok lauk pauk untuk kebutuhan protein, kelompok sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral serta air untuk menjaga metabolisme. Sedangkan bagi ibu hami dan ibu menyusui membutuhkan tambahan energi 180-400 kkal juga 20 gram ekstra protein setiap hari. Contohya seperti 210 gram kentang, 40 gram biskuit gandum, 1 buah jagung manis, 1 butir telur ayam besar, dan 1 potong sedang daging merah.
Bagi bayi yang sudah 6 bulan kebutuhan nutrisinya sudah tidak cukup dipenuhi jika hanya diberikan ASI saja. Terdapat nutrient gap yang hanya bisa dipenuhi dengan pemberian MPASI yang benar. Jika gap ini dibiarkan saja, maka anak akan tumbuh stunting.
Oleh sebab itu pemberian MPASI harus memenuhi keragaman makanan minimal. Nah, menurut saya ini yang kadang terlewat untuk diperhatikan. Terdapat 7 ragam bahan yang dapat memenuhi diantaranya:
- Sumber karbohidrat (makanan pokok): nasi, gandum, ubi, singkong
- Kacang-kacangan
- Susu dan produk susu
- Telur
- Daging hewan: ayam, ikan, sapi
- Buah dan sayuran kaya vitamin A
- Buah dan sayuran lainnya
MPASI yang mengandung minimal 4 ragam makanan ini dianggap cukup memenuhi keragaman makanan minimal atau biasa dikenal dengan menu 4 bintang. Ya, dasar menu 4 bintang itu memang mengacu anjuran WHO.
Khusus bagi kelompok 1000 HPK membutuhkan zat besi yang lebih banyak.
Ibu hamil membutuhkan zat besi untuk persiapan melahirkan. Janin dan
bayi membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan.
Nah, zat besi itu ada
banyak di dalam pangan nabati dan hewani tetapi sayangnya tidak semua zat besi dapat diserap tubuh kita.
Zat besi yang
paling banyak pada pangan nabati hanya diserap tubuh sebesar 5%, sedangkan zat besi hewani mampu diserap tubuh lebih banyak sebesar 25%.
Duh, kalau gitu anak-anak harus banyak makan daging sapi dong??
pixabay/ meat |
Ya, tidak harus daging sapi juga sih ya.. Masih ada sumber lain yang zat besinya sama banyaknya dengan daging sapi. Dia adalah HATI!!! Yeaaay... Hati ayam atau sapi dapat menjadi pengganti daging dalam memenuhi kebutuhan zat besi dalam periode 1000 HPK. Jadi, tidak salah dulu ibu saya menyarankan untuk memberikan hati dalam campuran MPASI. Oh begitu ya ternyata...
Hati ayam lebih ekonomis dan sangat ramah di kantong. Di pasar tradisional dekat rumah harganya Rp 2.000,00 - Rp 3.000,00 per buah. Dengan begitu, pemenuhan zat besi selama 1000 HPK akan dapat terpenuhi dengan baik. Jadi, para calon ibu, ibu menyusui dan ibu dengan batita jangan ragu menambah hati sapi atau ayam ke dalam menu makanan. Berikanlah MPASI menu lengkap bagi anak-anak yaa.. bukan cuma puree buah ataupun sayur (menu tunggal) tapi menu yang memenuhi minimal 4 ragam dari 7 bahan makanan.
Jika kebutuhan nutrisi terbaik di 1000 HPK terpenuhi maka kita turut mencegah anak-anak kita stunting. Ini berarti kita telah turut berkontribusi menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan sehat untuk Indonesia.
wah ternyata suplemen/kapsul yang mengandung zat besi justru dikonsumsi sebelum hamil ya, bukan saat hamil saja. Berdasarkan pengalaman saya, bukan cuma hati ampela saja, tapi telur juga punya zat besi tinggi. Harga terjangkau juga. Alhamdulillah anak2 saya seneng dengan telur.. xixixi.. umminya aja suka.
ReplyDeleteBener mbak Ade, malah yang sering di masyarakat ibu-ibu enggak sadar kalau dirinya hamil, kan sayang banget masa emas pertumbuhan janinnya. Alhamduillah dengan sumber yang mudah dan ekonomis bisa memenuhi gizi anak ternyata. Jadi, enggak ada alasan yaa buat kita gak siapin makanan bergizi
DeleteAku pingin punya baby lagi, semoga aku lebih aware lagi di 1000 HPK, karena dampaknya berat
ReplyDeleteIyaa ceu, siap-siap aja kalau mau program hamil.. terutama asupan gizi ibunya. Semoga Allah memudahkan usahanya dan mengabulkan doanya aamiin..
DeleteSempat bermasalah pas hamil karena kurang zat besi, padahal udah nelen pil penambah darah tiap hari. Emang awal masalahnya dari sebelum nikah darahnya rendah. Hiks.. Tapi alhamdulillah sekarang udah rada ngerti gimana ngatasinnya. Anak juga sehat2 dan usahain bgt memenuhi kelengkapan gizinya lewat ASI dan makanan gizi seimbang. Nice share mba. Thanks
ReplyDelete